Garmin terkenal dengan layanan navigasi GPS dan teknologi yang dipakai untuk kalangan otomotif, kelautan, penerbangan, kebugaran (fitness), dan aktivitas alam.
Cyberthreat.id – Garmin, pembuat perangkat pelacak GPS juga pencatat rute bersepeda, mengakui telah diserang oleh peretas.
Garmin berdiri pada 1989 oleh sarjana kelistrikan Gary Burrel dan Min H, Kao. Gary asal Kansa adalah lulusan Rensselaer Polytechnic Institute, sedangkan Min lahir di Zhushan, Taiwan, dan meraih gelar doktor teknik kelistrikan di University of Tennessee. Saat ini perusahaan beroperasi di Schaffhausen, Swiss, dengan kantor pusat di Amerika Serikat.
Garmin terkenal dengan layanan navigasi GPS dan teknologi yang dipakai untuk kalangan otomotif, kelautan, penerbangan, kebugaran (fitness), dan aktivitas alam (outdoor).
Pada 27 Juli lalu, perusahaan memberikan pernyataan secara terbuka, sekaligus mengonfirmasi serangan ransomware, tapi tidak menjelaskan nama ransomware. Peretas mengenkripsi sistem Garmin pada 23 Juli lalu.
Perusahaan juga menyatakan, mulai 26 Juli perlahan sejumlah layanan mulai aktif. Garmin Connect bisa diakses dan menyinkronkan lagi ke perangkat kebugaraan meski terbatas. Sinkronisasi ke Strava, aplikasi untuk rute berjalan dan bersepeda, mulai bisa dilakukan.
“Akibatnya, banyak layanan online kami terganggu termasuk fungsi situs web, layanan pelanggan, dan komunikasi perusahaan,” kata Garmin dalam pernyataan pers.
“Kami tidak memiliki indikasi bahwa data pelanggan, termasuk informasi pembayaran dari Garmin Pay diakses, hilang atau dicuri. Selain itu, fungsionalitas produk Garmin tidak terpengaruh, gangguan hanya sebatas akses pada layanan online.”
Berita Terkait:
Berikut ini sejumlah fakta dan dugaan terkait serangan yang didalami Garmin:
Kapan terjadi?
Jenis serangan
Foto file-file yang terenkripsi di komputer karyawan Garmin. Foto ini diperoleh BleepingComputer dari karyawan Garmin.
Sampel file yang dienkripsi WastedLocker data yang diperoleh BleepingComputer.
Catatan tebusan yang dikirimkan peretas. | Foto-foto: BleepingComputer.
Uang tebusan
Siapa geng peretas ini?
Apakah mereka mencuri data?
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.