Ponsel pintar tersebut telah dimodifikasi khusus sebagi bagian dari program Security Research Device.
Cyberthreat.id – Apple, produsen ponsel pintar iPhone, akhirnya merilis iPhone khusus pada Rabu (22 Juli 2020) yang dipinjamkan bagi para peneliti keamanan siber.
Ponsel pintar tersebut telah dimodifikasi khusus sebagi bagian dari program Security Research Device.
Sebetulnya, Apple telah menjanjikan iPhone khusus itu sejak tahun lalu saat konferensi keamanan siber Black Hat.
iPhone itu berbeda dengan iPhone yang dijual di pasaran karena memiliki fitur akses SSH dan root shell untuk menjalankan perintah khusus dengan akses tertinggi ke perangkat lunak, tulis TechCrunch, diakses Kamis (23 Juli 2020).
Selain itu, perangkat juga dibekali alat debugging yang membuatnya lebih mudah untuk peneliti keamanan menjalankan kode-kode khusus dan lebih memahami apa yang terjadi di bawah permukaan.
Dengan perangkat ini, peneliti bisa menginstal perkakas lunak untuk menguji keamanan secara langsung, tulis CNET, diakses Kamis (23 Juli 2020).
Berita Terkait:
Selama ini, peneliti keamanan siber biasa mencari celah (bug) pada iPhone pertama-tama harus keluar dari batasan-batasan yang telah diatur Apple.Jika bukan ahli di sistem iOS, cukup kesulitan untuk mengoprek-oprek iPhone.
Bahkan, dalam beberapa kasus, para peneliti harus melakukan jailbreak iPhone.
Apple mengatakan program ini akan memudahkan para peneliti keamanan untuk memulai menemukan kerentanan pada iPhone.
“Ponsel itu akan disediakan setiap tahun, yang mengharuskan para peneliti melaporkan temuan ke Apple setiap 12 bulan, dan [iPhone] tersebut bukan untuk penggunaan pribadi,” menurut perusahaan.
Apple hanya memberikan iPhone khusus riset itu dalam jumlah terbatas.
Siapa yang menerima iPhone khusus itu? Apple telah mengeluarkan syarat dan ketentuan bagi para peneliti keamanan yang ingin mengoprek-oprek iPhone-nya.
Pertama-tama, peneliti harus menjadi bagian dari program Pengembang Apple dan menunjukkan rekam jejak dalam menemukan masalah keamanan dengan perangkat Apple.
Program itu juga dilengkapi dengan pembatasan. Kerentanan keamanan yang ditemukan pada platform harus dilaporkan ke Apple dan tidak boleh didiskusikan di forum publik sampai tanggal yang ditentukan oleh perusahaan. “Idealnya ketika Apple menyelesaikan kelemahannya,” tulis CNET.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.