Penghapusan SIKM mulai berlaku sejak Selasa (14 Juli 2020).
Cyberthreat.id - Aturan yang mensyaratkan perlunya surat izin untuk keluar masuk Jakarta resmi dicabut. Dengan demikian, masyarakat yang hendak datang dan pergi dari Jakarta tidak perlu lagi mengurus Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) yang sebelumnya dilakukan secara online lewat aplikasi Jaki atau situs corona.jakarta.go.id/id/izin-keluar-masuk-jakarta.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Polana B. Pramesti mengatakan penghapusan SIKM mulai berlaku sejak Selasa (14 Juli 2020).
Selanjutnya Pemprov DKI Jakarta memberlakukan CLM (Corona Likelihood Metric), metode tes kesehatan mandiri lewat lewat aplikasi Jakeevo untuk mendeteksi apakah seseorang mengalami gejala Covid-19 atau tidak.
Sebelumnya, pemerintah DKI Jakarta sejak 14 Mei 2020 mewajibkan adanya SIKM bagi warga yang hendak keluar masuk Jakarta. Aturan itu termaktub dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 47 Tahun 2020.
Namun, pada 1 Juli lalu, seturut dengan pemberlakuan "new normal" atau adaptasi kebiasaan baru, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkan agar SIKM dihapus dari persyaratan keluar masuk Jakarta. Saran itu disampaikan dalam rapat dengan Komisi V DPR RI.
"SIKM ini memang kewenangan Pemda DKI. Saya sudah memberikan catatan kepada tim Gugus Tugas, sekalian ditiadakan saja," kata Budi.
Menurut Budi, usulan itu disampaikan karena ia menilai pemberlakuan SIKM hanyalah percuma. Pasalnya, SIKM hanya dipersyaratkan bagi pengguna moda transportasi umum udara yakni pesawat, di kereta api (KA), dan bus antar kota antar provinsi (AKAP). Sementara, pengguna kendaraan pribadi tak diberlakukan lagi.
"Karena percuma, udara, kereta api, bis, tapi darat tidak diberlakukan. Saya sudah sampaikan," ungkap Budi.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.