Mayoritas orang Amerika Serikat memiliki pandangan negatif tentang dampak utama perusahaan internet dan teknologi (media sosial) pada masyarakat.
Cyberthreat.id – Mayoritas orang Amerika Serikat memiliki pandangan negatif tentang dampak utama perusahaan internet dan teknologi (media sosial) pada masyarakat.
Perhatian utama warga AS itu terkait dengan amplifikasi (pembesaran) informasi yang salah (hoaks) di internet.
Demikian salah satu temuan dari survei Gallup and Knight Foundation bertajuk “Free Expression, Harmful Speech, and Cencosrship in a Digital World”.
Laporan yang dirilis di situs webnya, Selasa (16 Juni 2020) didasarkan pada dua survei berbasis web yang dikelola sendiri dan terpisah dengan sampel acak orang dewasa (berusia 18 tahun ke atas) yang merupakan anggota Gallup Panel.
Gallup menggunakan metode pengambilan sampel acak berbasis probabilitas untuk merekrut anggota Panel. Survei pertama dilakukan antara 3-15 Desember 2019 dengan 1.628 orang. Survei kedua, dilakukan antara 17-20 Maret 2020 dari 1.449 orang.
Berikut ini hasil survei:
Mayoritas berpandangan negatif terhadap media sosial
Perusahaan internet dan teknologi memiliki banyak kekuatan
Pemimpin politik tidak perhatian terhadap masalah teknologi
Orang AS lebih suka aplikasi dan situs media sosial sebagai tempat ekspresi terbuka
Orang AS tidak percaya big tech (perusahaan internet) membuat keputusan yang tepat terkait konten berbahaya.
Adanya Dewan Pengawasan Konten Medsos
Undang-Undang Keterbukaan Komunikasi
Pelarangan iklan politik online palsu
Transparansi iklan politik
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.