ahun lalu, operator telekomunikasi terbesar Denmark, TDC, lebih memilih Ericsson daripada Huawei untuk proyek 5G-nya.
Cyberthreat.id – Sejauh ini, sejumlah perusahaan seluler di Denmark, seperti Three (3), Telia, dan Telenor belum memutuskan perusahaan mana yang bakal dipakai untuk proyek jaringan teknologi nirkabel 5G.
Sementara, Pemerintah Denmark juga sangat hati-hati untuk menyediakan infrastruktur 5G. Mereka ingin mencari pemasok dari negara yang tidak dianggap bermasalah oleh sekutunya dari segi keamanan.
Untuk melindungi di Denmark dan masyarakat Denmark, pemerintah ingin berkolaborasi dengan pemasok 5G dari negara-negara sekutu terdekat, ujar Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen kepada ITWatch seperti dikutip dari Reuters, Senin (8 Juni 2020).
Tahun lalu, operator telekomunikasi terbesar Denmark, TDC, lebih memilih Ericsson daripada Huawei untuk proyek 5G-nya. TDC mengatakan, keputusan tersebut karena pertimbangan komersial, tapi hal itu bukan berarti menutup mata soal keamanan informasinya.
Di Denmark, perangkat 5G Huawei Technologies dalam sorotan kuatan. Bahkan, Huawei pada 17 Desember 2019 sempat berkirim surat kepada Perdana Menteri Denmark Merre Frederiksen.
Dalam surat CEO Huawei Denamark Jiang Lichao itu, Huawei akan mempertimbangkan kembali keterlibatannya dalam proyek 5G di Denmark jika pemerintah mengeluarkan persyaratan khusus soal keamanan, demikian seperti dikutip dari Telecoms.com, pada 14 Mei 2020.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.