Perusahaan keamanan siber Amerika Serikat, Cyble, menemukan basis data di dark web yang berisi informasi pribadi sekitar 20 juta penduduk Taiwan.
Cyberthreat.id – Perusahaan keamanan siber Amerika Serikat, Cyble, menemukan basis data di dark web yang berisi informasi pribadi sekitar 20 juta penduduk Taiwan.
"Beberapa minggu yang lalu, peneliti kami menemukan database yang bocor di dark web yang dibagikan oleh pengguna berjuluk ‘Toogod’,” tutur Cyble seperti dikutip dari Security Affairs, Jumat (29 Mei 2020).
Basis data tersebut diberi nama Taiwan Whole Country Home Registry DB yang berisi sekitar 20 juta catatan.
Ukuran basis data tersebut 3,5 gigabita (GB) yang mencakup nama lengkap, alamat lengkap, KTP, jenis kelamin, tanggal lahir, dan informasi pribadi lainnya.
Menurut klaim si penjual, basis data yang bocor tersebut terjadi pada 2019. Data tersebut diklaim berasal dari Departemen Pendaftaran Rumah Tangga, Kementerian Dalam Negeri Taiwan.
Sumber: Cyble
Sementara, analisis awal Cyble mencatat informasi terakhir dilihat beasal dari tahun 2008.
Namun, basis data tersebut berisi catatan tertentu dengan “NULL/empty” sehingga tidak mungkin untuk menentukan seberapa baru data tersebut.
Peneliti Cyble masih menyelidiki kebocoran dan akan memberikan pembaruan sesegera mungkin. Juga, segera menambahkan datanya ke layanan pencarian pelanggaran data: AmIBreached.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.