The National Health Surveillance Agency (Anvisa) Brasil, regulator obat-obatan dan makanan, melarang penggunaan aplikasi telekonferensi video Zoom.
Cyberthreat.id – The National Health Surveillance Agency (Anvisa) Brasil melarang penggunaan aplikasi telekonferensi video Zoom.
Dalam memo yang dikirim kepada seluruh karyawan pada Senin (6 April 2020), lembaga pemerintah tersebut mengatakan, telah meminta seluruh pegawai untuk menghapus instalasi Zoom di semua perangkat karena alasan keamanan.
Anvisa adalah lembaga yang bertanggung jawab atas regulasi persetujuan obat-obatan farmasi, peralatan medis, tembakau, standar sanitasi, industri makanan, dan lain-lain. Lembaga ini berjalan di bawah koordinasi Departemen Kesehatan Brasil.
Berita Terkait:
Menurut Anvisa, sejak peralihan kerja yang dilakukan secara online perlu ada keamanan platform, lebih-lebih lembaganya menangani sejumlah besar informasi sensitif.
Setelah melarang Zoom, Anvisa mengatakan kepada para pegawainya untuk menggunakan Microsoft Teams untuk konferensi video. Teams sendiri telah tersedia di lembaga tersebut selama lebih dari setahun.
Berita Terkait:
Menurut evaluasi Anvisa, tulis ZDNet, Jumat (10 April 2020), “Platform konferensi video yang ada telah ‘terbukti menjadi platform yang stabil dengan ketersediaan dan keamanan tingkat tinggi’,” tutur Anvisa.
Anvisa mengatakan akan melihat peningkatan keamanan yang dilakukan Zoom sebelum mempertimbangkan kembali untuk memakainya di masa depan.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.