hingga Rabu pagi (25 Maret 2020) pukul 08.00 WIB, sudah 440 orang positif Covid-19 dan 461 kasus menunggu hasil pemeriksaan.
Cyberthreat.id - Jumlah orang yang terpapar virus corona Daerah Khusus Ibukota Jakarta masih terus bertambah. Berdasarkan peta sebaran di situs https://corona.jakarta.go.id/id/peta yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, hingga Rabu pagi (25 Maret 2020) pukul 08.00 WIB, sudah 440 orang positif Covid-19 sejak 21 Januari lalu. Masih ada 461 kasus lain yang sedang menunggu hasil pemeriksaan.
Peta digital sebaran kasus yang menggunakan platform OpenStreetMap itu membagi data berdasarkan cluster kelurahan. Jika ada kelurahan yang warganya positif Covid-19, ditandai dengan warna merah. Sedangkan yang masih menunggu hasil ditandai dengan warna kuning.
Untuk melihat data detail berapa kasus di sebuah kelurahan, pengguna perlu menggeser kursor ke titik berwarna merah atau kuning, lalu muncul data yang memperlihatkan jumlah kasus di kelurahan itu.
Berdasarkan pembaruan terakhir, kasus positif terbanyak tercatat di Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat, dengan 13 kasus positif. Lalu menyusul Kelurahan Tomang (Jakarta Barat) dengan 10 kasus.
Berikutnya, Kelurahan Kali Deres, Kebon Jeruk (Jakarta Barat), Senayan (Jakarta Selatan) dan Kelapa Gading Timur (Jakarta Utara) masing-masing 9 kasus.
Di bawahnya, ada Kelurahan Bangka (Jakarta Selatan) dan Karet (Jakarta Pusat) masing-masing sebanyak 7 kasus.
Selain peta yang menampilkan data per kelurahan, DKI Jakarta sejak beberapa hari lalu juga menyajikan peta kronologis yang menampilkan lokasi yang diduga sebagai tempat pasien positif terpapar virus corona. Namun, sejak dimunculkan, peta itu belum berubah, hanya 18 kasus yang data jejak lokasinya diungkap.[]
Berita sebelumnya:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.