Ransomware adalah perangkat lunak jahat yang mengunci komputer/jaringan. Aktor di balik serangan ransomware biasanya meminta uang tebusan.
Cyberthreat.id – Dalam penyelidikan terhadap ransomware Mailto, peneliti perusahaan keamanan siber asal India, Quick Heal, menyatakan, bahwa Mailto menargetkan para pengguna komputer Windows baik rumahan maupun bisnis.
Ransomware tersebut mampu menerabas dan menghindari deteksi perangkat lunak antivirus. Untuk pertama kali, Mailto muncul dalam serangan publik ke jaringan perusahaan pada Februari lalu. Korbannya: perusahaan transportasi dan logistik Australian Toll Grup.
Ransomware adalah perangkat lunak jahat yang mengunci komputer/jaringan. Aktor di balik serangan ransomware biasanya meminta uang tebusan berupa mata uang kripto (cryptocurrency) jika korban ingin mendapatkan kunci pembukanya (decryptor).
Berita Terkait:
Mailto diketahui dapat menyuntikkan kode berbahaya langsung ke Windows Explorer. Memakai teknik yang disebut sebagai "proccess hollowing” untuk menginjeksi kode tersebut, pelaku berharap bisa menghindari deteksi alat antivirus. Setelah ransomware menjalankan rutinitas enkripsi, explorer.exe mematikan proses induk dan menghapus sampel asli.
Lalu, bagaimana mencegah agar terhindar dari serangan Mailto atau NetWalker?
Meski metode infeksi ransomware NetWalker ini belum terdeteksi pasti, peneliti meyakini bahwa email spam dan phishing menjadi rute yang paling mungkin dilakukan oleh aktor Mailto.
Berikut langkah yang bisa Anda lakukan, sejauh yang kami dapat dari berbagai sumber publik, untuk mencegah Mailto:
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.