Besarnya gelombang disinformasi dan hoax membuat Facebook pusing memberantas konten negatif Covid-19 karena jumlahnya terus bertambah dan semakin banyak
Cyberthreat.id - Facebook mengakui kesulitan dalam membatasi penyebaran disinformasi dan hoax virus corona. Salah satu penyebabnya adalah banyak sekali muncul grup, baik grup yang bersifat publik maupun pribadi, terus menampilkan berbagai pembahasan mengenai virus corona (Covid-19) yang berpotensi menjadi disinformasi dan hoax.
Dalam beberapa pekan terakhir Facebook telah mengambil sejumlah kebijakan guna menangani peredaran hoax dan disinformasi terkait virus corona. Facebook juga telah melarang iklan seputar virus corona serta penjualan alat kesehatan terkait penderita Covid-19.
Sebuah laporan yang ditulis NBC News menyatakan banyaknya grup-grup Facebook menyebabkan kesulitan bagi platform milik Mark Zuckerberg itu untuk menindak informasi yang salah, menindak aktivitas penipuan, dan aktor jahat lainnya yang memanfaatkan wabah Covid-19.
NBC News menemukan salah satu grup yang populer dengan ribuan anggota. Grup itu mendiskusikan teori konspirasi virus corona, dimana para anggota menyebut virus corona sebagai senjata biologis yang dibuat oleh pemerintah China. Tidak disebutkan nama grup tersebut, tetapi gelombang disinformasi sudah terlanjur terjadi dan terus berkembang.
Director of Harvard University’s Technology and Social Change Research Project, Joan Donovan, mengatakan pengumuman Facebook untuk menghapus konten yang menyesatkan terkait virus corona adalah harapan yang terlalu ambisius. Artinya, Facebook akan tetap kesulitan memberantas peredaran informasi yang salah di platformnya.
"Platform ini terlalu besar untuk moderasi yang layak, terutama ketika kebanyakan orang memposting tentang virus corona, mencari informasi, dan bertanya tentang kemungkinan penyembuhan," kata Donovan.
Meski demikian, Facebook masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dilakukan guna menangani virus tersebut. Joan mengatakan para oknum jahat akan terus menggunakan kata kunci virus corona untuk menebar informasi dan melakukan penipuan hingga kejahatan.
Seorang juru bicara Facebook mengatakan, perusahaan telah berupaya menghilangkan informasi yang salah terkait virus corona, termasuk disinformasi dan hoax dalam grup-grup tersebut hingga menyediakan kontra lewat penyediaan informasi yang akurat terkait wabah Covid-19.
"Kami sudah mengurangi distribusi grup yang berulang kali membagikan berita palsu. Dalam beberapa hari mendatang kami akan mulai menghapus grup dan halaman terkait virus corona berdasarkan rekomendasi yang akan kami tujukan kepada orang-orang tertentu," ujar juru bicara tersebut.[]
Redaktur: Arif Rahman
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.