Dua raksasa jejaring sosial, Twitter dan Facebook, menutup sekitar 80 akun yang dipakai untuk melakukan propaganda tentang Papua.
Cyberthreat.id – Dua raksasa jejaring sosial, Twitter dan Facebook, menutup sekitar 80 akun yang dipakai untuk melakukan propaganda tentang Papua.
Akun-akun tersebut diduga terkait dengan sejumlah situs web berita yang mendukung propaganda pemerintah Indonesia. Menurut laporan Reuters, Kamis (5 Maret 2020), ada sekitar 10 situs web yang dipakai untuk menyebarkan berita propaganda terkait Papua.
“Materi dari situs web tersebut disebarkan melalui jaringan akun Twitter dan Facebook,” tulis Reuters.
Seorang juru bicara Twitter menolak mengomentari alasan penangguhan tersebut. Sementara, Facebook menyatakan, telah menghapus sejumlah akun yang ditemukan oleh Reuters karena melanggar standar komunitas dan tengah melakukan penyelidikan internal.
Sementara itu, laporan ABC menuding sejumlah situs web pro-pemerintah yang menyebarkan propaganda isu Papua memiliki keterkaitan dengan TNI. Sejauh ini belum ada tanggapan dari TNI soal ini.
Sebelumnya, Benjamin Strick, peneliti Open Source, menemukan sebuah jaringan akun bot yang menyebarkan konten-konten yang mendukung pemerintah Indonesia melalui jejaring medsos.
Benjamin mengaku melakukan investigasi pada seluruh unggahan di Twitter dengan tag #WestPapua dan #FreeWestPapua, antara tanggal 29 Agustus hingga 2 September 2020.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.