TikTok, jejaring sosial berbagi video, meluncurkan kampanye #SamaSamaNyaman dan panduan untuk melawan perisakan online pada platformnya.
Jakarta, Cyberthreat.id – TikTok, jejaring sosial berbagi video, meluncurkan kampanye #SamaSamaNyaman dan panduan untuk melawan perisakan/kekerasan online (cyberbullying) pada platformnya.
Kampanye yang berkolaborasi dengan komunitas anti-bullying Sudah Dong itu bertujuan mengajak pengguna atau konten kreator menciptakan lingkungan internet yang positif.
"Kami saat ini fokus ke isu cyberbullying karena pengguna TikTok kebanyakan kaum Gen Y atau Gen Z, mereka berusia antara 14 sampai 25 tahun. Nah, cyberbullying ini banyak dialami oleh generasi tersebut," kata Head of Public Policy TikTok Indonesia, Donny Eryastha, saat peluncuran kampanye itu di Jakarta, Selasa (11 Februari 2020).
Praktik cyberbullying memiliki dampak yang sangat buruk bagi korban karena mereka bakal mengalami gangguan psikologis, seperti merasa ketakutan, dendam, bahkan dalam beberapa kasus korban melakukan tindakan bunuh diri.
"Oleh karena itulah kami menciptakan panduan ini, di mana pengguna akan mendapatkan tips mengenai cara menghadapi cyberbullying, serta fitur-fitur keamanan di TikTok," ucap Donny.
Diundang di acara tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Komunikasi dan Informatika Ferdinandus Setu mengapresiasi langkah yang diambil TikTok. Pasalnya, dalam memberantas cyberbullying pemerintah tidak dapat bekerja sendiri.
"Hal itu sejalan dengan beberapa program yang kami lakukan dalam bentuk sosialisasi, roadshow, dan forum diskusi dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat untuk mengkampanyekan internet yang sehat dan aman," tutur Nando, sapaan akrabnya.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.