Selama 2019, Facebook menerima 15.000 laporan kerentanan melalui program bug bounty
Cyberthreat.id - Facebook, raksasa jejaring sosial Amerika Serikat, mengatakan, telah menghabiskan uang sebesar US$ 2,2 juta untuk membayar peretas topi putih (white hacker) melalui program sayembara celah keamanan (bug bounty) pada 2019.
Dalam kurun waktu tersebut, Facebook menerima 15.000 laporan kerentanan. Dari jumlah tersebut hanya 1.300 laporan yang diganjar dengan uang. Kebanyakan hadiah yang diberikan kepada peserta bug bounty sebesar US$ 1.500, tulis SecurityWeek, Senin (10 Februari 2020).
Pembayaran tertinggi diperoleh Youssef Sammouda, yang menerima hadiah sebesar US$ 65.000 untuk kerentanan yang dapat menyebabkan kebocoran data dari titik akhir manajemen hak cipta.
Pada awal 2019, Facebook bermitra dengan Google untuk menjadi tuan rumah edisi pertama konferensi perburuan bug, BountyCon, di Singapura. Di ajang ini, perusahaan memberikan US$ 120.000 untuk 40 laporan bug yang valid. Konferensi BountyCon kedua akan diadakan di Singapura pada April 2020, hanya dua minggu sebelum konferensi cybersecurity Singapura ICS SecurityWeek.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.