Peneliti Teknik Keamanan Informasi Google menemukan beberapa kelemahan keamanan di peramban (browser) web Safari milik Apple Inc.
Cyberthreat.id – Peneliti Teknik Keamanan Informasi Google menemukan beberapa kelemahan keamanan di peramban (browser) web Safari milik Apple Inc.
Kerentanan tersebut memungkinkan pelacakan perilaku dari penelusuran pengguna, sebut Financial Times yang dikutip Reuters, Kamis (23 Januari 2020).
Kerentanan ditemukan dalam alat yang dirancang khusus untuk melindungi privasi yaitu intelligent tracking prevention (ITP) yang diperkenalkan Apple sejak 2017. Tujuan alat ini khusus melindungi pengguna Safari agar tidak dilacak di web oleh cookie pengiklan dan cookie pihak ketiga lainnya.
Google mengatakan, kelemahan tersebut pada Agustus 2019. Dalam unggahan di blog, Desember lalu, insinyur Apple mengatakan, bahwa perusahaan telah memperbaiki kekurangan tersebut dan telah ditambal.
Penambalan kerentanan itu telah dilakukan pada Safari 13.04 dan iOS 13.3, tapi peneliti Google mengatakan, mitigasi tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, demikian seperti ditulis ZDNet.
“Ini masalah yang lebih besar dari ITP Safari yang mengenalkan kerentanan privasi lebih serius,” tutur Direktur Teknik Google Chrome Justin Schuh.
Google dan Apple memang selalu berselisih pendapat terkait dengan perlindungan pengguna dari pelacakan lintas situs. Sebelumnya, Insinyur Apple Webkit John Wilander yang bertanggung jawab di balik ITP Safari juga baru-baru ini menyoroti peramban seperti Safari, Firefox, Edge berbasis Chromium dari Micrsoft, dan Brave. Menurut dia, semuanya telah menerapkan perlindungan dari pelacakan lintas-situs, tapi Google Chrome malah belum melakukannya.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.