Provokasi yang mengundang massa dari luar untuk berdatangan ke Sukabumi berasal dari medsos dan grup-grup percakapan
Cyberthreat.id - Dua kelompok ormas bentrok di dekat area pabrik sepatu PT PAI, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jumat (24 Januari 2020) siang hingga Sabtu (25 Januari 2020) pagi. Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Wisnu Prabowo mengonfirmasi penyebab bentrok berawal dari provokasi di media sosial.
"Terkait video viral di media sosial, ada kesalahpahaman antara sekelompok pemuda. (Pemicu) Kesalahpahaman terjadi di medsos. Sudah kami tangani proses hukumnya," kata Wisnu Prabowo dilansir detikcom, Sabtu (25 Januari 2020).
Di media sosial juga beredar video saat terjadinya bentrokan antara dua massa dari BPPKB dan Sapu Jagat. Kemudian foto dan video para korban juga menyebar dengan cepat.
Konten yang dibagikan diantaranya ada yang berupaya memprovokasi disertai narasi bernada memanas-manasi.
Selain itu, screenshot percakapan via WhatsApp yang mengundang massa dari luar untuk datang ke Sukabumi juga tersebar di medsos.
"Kami sudah melakukan upaya-upaya penyelidikan dan sedang kami dalami. Saat ini kami koordinasi melakukan razia dan penyekatan agar tidak ada (massa) yang datang ke sini. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati di medsos," ujar Wisnu.
Dilansir Pojok Satu, sekelompok massa dari luar dikabarkan telah berupaya memasuki Sukabumi. Mereka datang akibat provokasi dan ujaran kebencian yang terus beredar melalui grup-grup WhatsApp.
Kapolda Jawa Barat Irian Pol Rudy Sufahriadi pada Sabtu pagi sudah berada di Sukabumi dan berhasil meredam kedua kelompok massa agar tidak terlibat bentrokan susulan.
"Saya beri waktu kalian 30 menit untuk membubarkan diri, serahkan kepada kepolisian," tegas Irjen Rudy.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.