Jangan mudah memberikan informasi yang berkenaan dengan data-data pribadi di media sosial karena dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Jakarta, Cyberthreat.id – Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiyawan, mengatakan, masyarakat diminta untuk lebih meningkatkan kesadaran soal keamanan dan memahami pentingnya melindungi data pribadi.
Pernyataan Anton tersebut disampaikan ketika Cyberthreat.id menyinggung kasus kejahatan pengambilalihan kartu seluler (SIM swapping) yang dialami oleh wartawan senior dan pengusaha media Ilham Bintang.
Saat pengambilalihan nomor kartu seluler dilakukan, Ilham mengaku sedang berada di Australia.
Melalui unggahan di akun Facebook-nya, Ilham bercerita, pelaku datang ke Gerai Indosat di Bintaro Jaya Xchange, Tangerang Selatan, Banten pada Jumat (3 Januari 2020) pukul 21.02 WIB. Mengaku-ngaku sebagai Ilham Bintang, pelaku sukses mengelabui petugas Indosat dan mengambil alih nomor telepon 0816806656.
Berita Terkait:
Sementara di Bandara Sydney, Australia, sebuah pesan muncul di layar ponselnya. Bunyinya "SOS." Saat itu, Ilham yang hendak menuju Melbourne merasa ada yang janggal. Sebab, sebelumnya ia sudah membeli paket roaming untuk digunakan di Australia. Namun, saat itu, ia belum menyadari nomor teleponnya telah berpindah tangan.
Ilham baru sadar ada yang tak beres ketika mengecek rekening banknya di Commanwealth.
"Rekening saya di Commanwealth dibobol, sampai untuk menukar uang bilangan kecil saja pun tidak bisa lagi. Di Kartu Kredit BNI saya ada transaksi yang tidak saya lakukan kurun 4,5,dan 6 Januari," tulis pria kelahiran Makassar 64 tahun lalu itu.
Kelengahan
Anton menuturkan, kejahatan SIM swapping bisa terjadi, salah satunya, karena penjahat memanfaatkan kelengahan dari pengguna.
Oleh karena itu, kata dia, sebagai institusi yang berperan di ranah siber, BSSN merekomendasikan agar seluruh kepentingan terkait melakukan langkah-langkah mitigasi risiko pada sistem elektronik yang dijalankan, termasuk SIM Swapping.
"BSSN sebagai institusi yang berperan di ranah siber secara umum memiliki kewenangan untuk mengkonsolidasikan seluruh pemangku kepentingan yang berkaitan di ranah siber," kata dia di Jakarta, Selasa (21 Januari 2020).
Berita Terkait:
Anton menyadari literasi kesadaran dan keamanan dalam penggunaan perangkat mobile masih sangat kurang. "Salah satu program BSSN untuk mendukung upaya peningkatan kesadaran keamanan di tengah-tengah masyarakat ialah dengan melakukan Kampanye Literasi Keamanan Siber (KLIKS BSSN) yang telah dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia," tutur dia.
Berkaitan dengan maraknya kasus kejahatan siber, Anton juga memberikan beberapa poin penting yang harus diterapkan oleh masyarakat:
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.