Iklan akan menjadi peluang jangka panjang dan belum ditentukan kapan akan diterapkan dalam platform WhatsApp.
Cyberthreat.id - Baru-baru ini publik sempat dikejutkan dengan bocornya rencana Facebook menempatkan iklan di WhatsAppp. Kabarnya, iklan itu akan dibuat seperti ketika seseorang mengupdate status terbarunya. Kini, muncul kabar baru yang menyebutkan rencana itu ditunda atau dibatalkan.
Dilansir dari theverge.com yang mengutip laporan The Wall Street Journal, Jumat (17 Januari 2020), Facebook telah membubarkan tim yang sebelumnya bekerja memikirkan bagaimana jalan terbaik menyisipkan iklan di WhatsApp. Disebutkan, hasil kerja tim itu telah dihapus dan tidak akan digunakan.
Kepada Business Insider, Juru Bicara Facebook mengatakan sekarang WhatsApp akan fokus membangun fitur yang menjembatani komunikasi antara pelaku bisnis dengan pelanggannya, di samping juga mengembangkan sistem pembayaran di negara lain.
Menurut juru bicara yang tak disebutkaan namanya itu, iklan akan menjadi peluang jangka panjang dan belum ditentukan kapan akan diterapkan dalam platform WhatsApp.
Penampakan iklan di WhatsApp yang banyak menuai protes (Twitter/Olivier Ponteville )
Rencana menyusupkan iklan ke WhatsApp memang telah menjadi perdebatan sejak lama. Bahkan, pendiri WhatsApp Brian Acton dan Jun Koum memilih hengkang dari platform yang mereka dirikan (sebelum dibeli Facebook) lantaran berbeda pendapat dengan Mark Zuckerberg soal bagaimana WhatsApp menghasilkan uang.
Acton dan Koum sebelumnya telah memiliki cara bagaimana WhatsApp bisa menghasilkan uang tanpa iklan, yakni dengan memungut biaya berlangganan sebesar US$1 atau setara Rp14 ribu per tahun.
Namun, ketika dibeli oleh Facebook pada 2014 senilai US$ 19 miliar, WhatsApp mengumumkan pengguna dapat menggunakannya secara gratis.
Lima tahun berlalu, pada Mei 2019, Facebook menyampaikan rencana menyisipkan iklan di WhatsApp saat acara Facebook Marketing Summit di Berlin. Disebutkan, tampilan iklan akan mirip seperti tampilan Instagram. Rencana itu bocor ke publik setelah salah seorang peserta konferensi, Olvier Ponteville membagikan tampilan iklan WhatsApp lewat akun Twitter pribadinya.
Analis media sosial Matt Navarra juga melakukan hal serupa. Katanya, WhatsApp Status akan dihiasi iklan pada 2020.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.