Salah satu gambar yang dihapus adalah postingan pesepakbola Iran, Alireza Jahanbakhsh.
Cyberthreat.id - Instagram dan induk perusahaannya, Facebook, dilaporkan telah menghapus postingan yang menyuarakan dukungan terhadap jenderal Iraan Qassem Soleimani yang terbunuh dalam serangan Amerika Serikat awal Januari lalu.
Dilansir dari CNN.com, seorang juru bicara Facebook mengonfirmasi bahwa gambar-gambar yang diunggah di Instagram oleh atau atas nama organisasi yang terkena sanksi, serta postingan yang memuji atau mendukung tindakan mereka akan dihapus karena perusahaan itu beroperasi di bawah undang-undang Amerika Serikat.
Di Iran, Instagram adalah salah satu dari sedikit sosial media Barat yang tidak diblokir. Sedangkan Facebook dan Twitter terkena blokir. Namun begitu, sebagian warga Iran masih bisa mengaksesnya dengan memakai VPN.
Salah satu gambar yang dihapus adalah postingan pesepakbola Iran, Alireza Jahanbakhsh. Pemilik akun Instagram terverifikasi centang biru itu mengunggah foto Jenderal Soleimani setelah terbunuh. Jahanbakhsh mengatakan Instagram telah menghapus postingannya.
Pemerintah Iran telah memprotes dengan menyerukan tindakan hukum terhadap Instagram. Dalam sebuah cuitan di Twitter, jurubicara pemerintah Iran Ali Rabiei mengatakan kebijakan Instagram itu sebagai tindakan "tidak demokratis."
Pada April lalu, Instagram dilaporkan menutup akun pribadi Soleimani setelah Amerika menetapkan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC/ Islamic Revolutionary Guards Corps) sebagai organisasi teroris asing.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.