Presiden Swiss Ueli Maurer menilai proyek mata uang kripto Facebook, Libra, perlu dirombak kembali biar bisa diterima.
Zurich, Cyberthreat.id – Presiden Swiss Ueli Maurer menilai proyek mata uang kripto Facebook, Libra, perlu dirombak kembali biar bisa diterima.
"Saya tidak berpikir [Libra memiliki peluang dalam bentuknya saat ini], karena bank sentral tidak akan menerima mata uang yang menopangnya. Proyek, dalam bentuk ini, telah gagal," ujar Maurer kepada penyiar Swiss, SRF, Sabtu (28 Desember 2019) seperti dikutip dari Reuters.
Libra yang akan diterbitkan oleh Libra Association yang berbasis di Jenewa, Swiss, telah menimbulkan kekhawatiran di antara para bank-bank sentral dan pemerintah di sejumlah negara Eropa, Asia, Australia, dan Amerika.
Saat ini, proyek masih dalam pengembangan dan belum menjadi jaringan aktif. Pekan lalu, Libra telah menerbitkan roadmap kedua yang menguraikan rencana untuk peluncuran jaringan utama untuk tahun 2020, seperti dikutip dari The Block Crypto.
Pada Oktober lalu, beberapa pendukung terkemuka Libra, termasuk Visa, Mastercard, PayPal, mengundurkan diri dari Libra Association.
November lalu, Libra mengumumkan bahwa terlepas dari kekhawatiran regulasi atas proyek tersebut, pengembangan telah maju dengan 30 proyek dan 51.000 transaksi telah dicatat pada jaringan uji coba selama dua bulan sebelumnya.
Salah satu pencipta Libra, David Marcus, memperkirakan hambatan regulasi bisa membuat peluncuran Libra tertunda dari tanggal yang telah dijadwalkan.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.