Jaringan 4G Telkomsel saat ini telah mencakup lebih dari 90 persen wilayah di Indonesia, dengan lebih tepatnya telah menjangkau 97 persen wilayah Jakarta.
Jakarta, Cyberthreat.id – Telkomsel siap memenuhi permintaan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate untuk secara perlahan mengalihkan jaringan 2G dan 3G ke jaringan 4G untuk daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
"Seperti biasanya Telkomsel selalu mengikuti kebijakan dari pemerintah, yang mau diterapkan kita mengikuti," ujar VP Network Operation Quality Management Telkomsel Jabodetabek Jabar, Awal R Chalik, saat uji jaringan di Karawang, Jawa Barat, Jumat (20 Desember 2019).
Saat ini, menurut Awal, Telkomsel telah banyak mengurangi site 3G. Base transceiver station (BTS) 3G yang ada kini telah banyak ditingkatkan ke jaringan 4G.
Jaringan 4G Telkomsel saat ini telah mencakup lebih dari 90 persen wilayah di Indonesia, dengan lebih tepatnya telah menjangkau 97 persen wilayah Jakarta.
Wilayah di luar Jawa, menurut Awal, menjadi tantangan tersendiri dalam menghadirkan 4G karena sebagian besar wilayah tersebut masih menggunakan radio dan satelit.
Layanan 4G di wilayah 3T sangat memungkinkan untuk digelar dengan memanfaatkan Palapa Ring. "Karena pemerintah sudah punya Palapa Ring, mau barat ataupun timur sudah diresmikan bapak presiden, tinggal kita me-utilize saja," kata Awal seperti dikutip dari Antaranews.com.
Sementara itu, menurut Menkominfo Johnny, migrasi jaringan 4G bertujuan untuk bersiap ke peralihan jaringan 5G di masa mendatang. Johnny juga melihat perpindahan ke jaringan 4G sebagai usaha untuk mendorong kecepatan data transmisi di daerah terpencil.
Hingga saat ini, Telkomsel telah menggelar lebih dari 209.000 unit BTS di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah 3T dan kawasan perbatasan. Dari jumlah tersebut, lebih dari 77.000 di antaranya merupakan BTS 4G.
Untuk mengakselerasikan jangkauan serta kualitas jaringan 4G di Indonesia, Telkomsel mengimplementasikan teknologi 4G LTE ini di seluruh BTS yang menggunakan frekuensi 900 Mhz.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.