Analisis peringkat ecommerce berdasarkan total pengunjung aktif bulanan, total download aplikasi dan total kunjungan website
Cyberthreat.id - Rilis terbaru iPrice di kuartal ketiga 2019 menyatakan tiga e-commerce lokal terpopuler di Tanah Air. Ketiga e-commerce tersebut adalah Tokopedia, Bukalapak dan Blibli. Dua nama pertama tergolong sebagai Unicorn atau e-commerce dengan valuasi mencapai 1 miliar USD alias setara dengan Rp 14 triliun.
Di kuartal ketiga 2019 Tokopedia mendapatkan pengunjung bulanan 65.953.400 perbulan. Bukalapak dengan rata-rata kunjungan 42.874.100 perbulan, sedangkan Blibli mencatatkan rata-rata kunjungan 21.395.600 perbulan.
Di dalam rilisnya, iPrice yang menyebut dirinya sebagai 'situs meta-search' menyatakan kerja sama untuk mendapatkan data pengunjung bulanan lewat kolaborasi dengan SimilarWeb.
"Kami mengambil daftar pemain e-commerce dari website resmi iDEA (Indonesian E-commerce Associaton)," tulis iPrice dalam keterangan yang diterima Cyberthreat.id, Rabu (18 Desember 2019).
"Peta E-commerce Indonesia ini tidak melibatkan e-commerce dengan kategori Travel/Tiket, Penyewaan, Asuransi, Investasi, Pengantar Makanan, Kupon dan Diskon, serta classified ads."
"Kami juga hanya memasukan e-commerce yang memiliki jumlah minimal 100.000 pengunjung bulanan atau minimal 100.000 pengikut di akun media sosialnya."
Untuk merek e-commerce asing terpopuler di Tanah Air diraih oleh Shopee, Lazada dan JD.ID dengan total puluhan juta pengunjung aktif bulanan di Indonesia.
Shopee merupakan e-commerce asing nomor satu di Indonesia dengan total pengunjung aktif bulanan mencapai 55.964.700. Lazada mencatatkan pengunjung sebanyak 27.995.900, kemudian diikuti JD.ID sebanyak 5.524.000 pengunjung bulanan.
Berikut enam e-commerce populer di Indonesia
1. Tokopedia - pengunjung bulanan 65.953.400.
2. Shopee - pengunjung bulanan 55.964.700.
3. Bukalapak - pengunjung bulanan 42.874.100.
4. Lazada - pengunjung bulanan 27.995.900.
5. Blibli - pengunjung bulanan 21.395.600.
6. JD.ID - pengunjung bulanan 5.524.000.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.