Mozilla, pengembang peramban (browser) Firefox, membuka sayembara pencarian celah keamanan (bug bounty) terkait dengan situs web inti dan layanan perusahaannya.
Cyberthreat.id – Mozilla, pengembang peramban (browser) Firefox, membuka sayembara pencarian celah keamanan (bug bounty) terkait dengan situs web inti dan layanan perusahaannya.
Perusahaan menyediakan hadiah sebesar US$ 15.000 (Rp 200-an juta) bagi peretas (hacker) yang menemukan bug yang bisa diakses jarak jauh.
"Karena kami terus meningkatkan layanan Firefox, kami juga perlu memastikan bahwa situs yang kami anggap penting bagi misi kami juga mendapatkan perhatian yang sesuai dari komunitas keamanan," kata Mozilla seperti diberitakan ZDNet, Rabu (20 November 2019).
Selama enam bulan terakhir, Mozilla telah menambahkan jumlah situs web yang dimasukkan dalam program bug bounty-nya.
Situs-situs web yang masuk dalam sayembara, di antaranya Autograph (layanan tanda tangan kriptografis yang menandatangani produk Mozilla), Lando (layanan pendaratan kode otomatis baru Mozilla), Phabricator (alat manajemen kode yang digunakan untuk meninjau perubahan kode Firefox), dan Taskcluster (layanan kerangka kerja pelaksanaan tugas).
Mozilla juga telah memperpanjang daftar situs web yang dianggapnya situs web inti, antara lain Firefox Monitor, Localization, Payment Subscription, Firefox Private Network, Ship It, dan Speak To Me (API pengenalan suara Mozilla).
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.