Berdasarkan definisi dari ekonomi digtal, terdapat dua konsep utama yang menjadi core dari ekonomi digital, yaitu ICT dan Internet
Jakarta,Cyberthreat.id-Digital Economy Experts Ibrahim Kholilul Rohman mengatakan, dalam menentukan ukuran seberapa besar nilai ekonomi digital di Indonesia, negara harus mempunyai difinisi yang jelas terkait ekonomi digital.
Pasalnya, dia menilai, Indonesia belum mempunyai basis data atau ukuran yang tepat tentang apa itu ekonomi digital.
Menurut dia, dan berdasarkan definisi dari ekonomi digtal, terdapat dua konsep utama yang menjadi core dari ekonomi digital, yaitu Infarstructure Communication and Technology (ICT) dan Internet. Internet dan ICT kemudian dibagi lagi dalam empat layer, yaitu network elements, networks operator, apps and internet content, serta final consumer.
“Bagaimana masing-masing masing-masing layer dalam sektor ini berkembang. Jadi tidak hanya satu dengan yang lainnya, tetapi sama sama tentunya. Jadi, kita harus mempunyai definisi yang jelas, sehingga bisa menjadi indikator dan menjadi konsep dalam mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia,” jelas Ibrahim yang juga dosen pada FEB (Fakultas Ekonomi Bisnis) Universitas Indonesia (UI) di JCC Senayan, Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Ibrahim, Indonesia sudah masuk di era ekonomi digital. Semua aktifitas dilakukan secara digital dengan memanfaatkan teknologi.
Namun, dia mengingatkan, supaya perkembangan teknologi dan digital hatrus dimanfaatkan secara optimal, sehingga bisa menghasilkan dan turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“Jangan hanya mengambil sebagian dari perkembangan ekonomi digital saat ini, tetapi manfaatkan semua potensi yang ada, sehingga terus menumbuhkan ekonomi digital Indonesia,” tutur Ibrahim.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.