Telkomsel sendiri, melalui program Universal Service Obligation (USO), telah membangun sekitar 892 BTS USO, yang tersebar sekitar 841 site/desa
Jakarta, Cyberthreat.id- Salah satu operator telekomunikasi terbesar di Tanah Air, Telkomsel, menyatakan sipa mendukung pemerintah dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi, terutama di wilayah 3 T.
Telkomsel sendiri, melalui program Universal Service Obligation (USO), telah membangun sekitar 892 BTS USO, yang tersebar sekitar 841 site/desa di sejumlah wilayah perdesaan yang sebelumnya tidak memperoleh layanan komunikasi.
“Saat ini Telkomsel bersama BAKTI telah membangun sekitar 892 BTS USO yang tersebar sekitar 841 site/desa di sejumlah wilayah perdesaan yang sebelumnya tidak memperoleh layanan komunikasi,” kata Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, melalui pesan singkat, Selasa, (29 Oktober 2019).
Denny menjelaskan, dari 892 BTS tersebut, 51 di antaranya diimplementasikan dengan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang berkualitas untuk meningkatkan produktivitas.
Bahkan, hingga akhir 2019 nanti, Telkomsel bersama BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia) akan mengoperasikan tambahan 502 BTS (2G & 4G) di 251 Site/desa.
“Hingga September 2019 lalu, secara keseluruhan Telkomsel telah menyelesaikan pembangunan BTS 4G sekitar 22.000 unit,” jelas Denny.
Selain itu, kata Denny, untuk mempercepat penambahan coverage jaringan 4G di Indonesia, Telkomsel mengimplementasikan teknologi LTE (Long Term Evolution) ini di seluruh BTS di frekuensi 900Mhz.
“Sehingga dengan implementasi tersebut, Telkomsel kini memperluas jangkauan layanan 4G mencapai 95% populasi yang telah menjangkau hampir di seluruh kota/kabupaten yang ada di Indonesia,” tutur Denny.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.