Hacker menyerang akun Twitter PSSI dengan tujuan menimbulkan kontroversi karena PSSI baru saja berhasil menjadikan Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20 2021
Cyberthreat.id - Akun Twitter Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dibajak oleh pihak tidak bertanggung jawab. Hal ini diucapkan Sekjen PSSI Ratu Tisha yang dikonfirmasi Cyberthreat.id kepada salah satu Anggota Komite PSSI, Alfis Primatra.
"Memberitahukan kalau akun twitter PSSI saat ini sedang perang melawan hackers. Karena di hack dan sengaja membuat tweet-tweet sombong yang tidak merepresentasikan PSSI," kata Alfis kepada Cyberthreat.id, Kamis (24 Oktober 2019).
Alfis mengungkapkan, pengambilalihan akun Twitter PSSI memang bertujuan menimbulkan kontroversi di masyarakat. Pasalnya, PSSI baru saja berhasil ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021, lewat keputusan rapat dewan FIFA di Shanghai, China, Kamis (24 Oktober 2019).
Pencapaian prestisius itu merupakan angin segar bagi sepak bola Indonesia. PSSI baru saja terkena sanksi denda FIFA sebesar Rp 643 juta sebagai akibat kerusuhan saat pertandingan melawan Malaysia pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu.
"Hari ini adalah bukti keberhasilan kepengurusan PSSI yang sekarang, dan sudah selayaknya kami terus bertahan di kepengurusan PSSI ke depannya karena hanya kami yang terbukti mampu menjadikan tuan rumah Piala Dunia U20 di tahun 2021," demikian kutipan bajakan di Twitter PSSI yang telah dihapus.
PSSI telah mengucapkan permintaan maaf kepada masyarakat terkait kutipan tersebut. Alfis mengatakan, pekerjaan para hacker ini sungguh jahat karena bisa menimbulkan disinformasi bahkan konflik di kalangan masyarakat.
"Tidak mungkin akun PSSI atau admin Twitter kami mengeluarkan cuitan seperti itu. Artinya memang akun kami diambil alih," kata Alfis.
Bukan kali ini saja PSSI berurusan dengan hacker jahat yang berniat merusak nama PSSI. Misalnya serangan deface terhadap situs resmi PSSI tahun 2017 sebagai akibat pelarangan aksi solidaritas terhadap korban tragedi etnis Rohingya di Myanmar. Situs PSSI ketika itu dipenuhi pesan-pesan berbau politik.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.