Masyarakat juga dihimbau, agar mendapatkan informasi seputar insiden tersebut dari institusi resmi negara, yakni Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
Jakarta, Cyberthreat.id- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak menyebarkan kabar bohong atau hoaks, terkait insiden penusukan yang menimpa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopulhukan) Wiranto.
Masyarakat juga dihimbau, agar mendapatkan informasi seputar insiden tersebut dari institusi resmi negara, yakni Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Kepada teman-teman, saudara-saudara dimanapun berada di Indonesia, saya harap dengarkan informasi dari sumber yang benar yaitu dari Polri,” kata Rudiantara, seperti dilansir dari laman Kominfo.go.id, Jumat, (11 Oktober 2019).
Terkait dengan peristiwa ini, lanjut Rudiantara, institusi Polri telah diberikan kewenangan oleh negara untuk melakukan proses penyelidikan dan penyidikan atas kejadian tersebut.
“Karena Polri yang mempunyai kapasitas-kapabilitas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Rudiantara berharap masyarakat jangan sampai berspekulasi menyoal kejadian yang menimpa Menkopolhukam Wiranto.
“Kita tidak usah berspekulasi apapun, saya pun masih menunggu informasi dari Polri. Saya mendoakan agar segera pulih, segera sembuh Pak Wiranto,” lanjut Rudiantara.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto, diserang orang tidak dikenal dengan upaya penusukan usai meresmikan Universitas Matha’ul Awal di Pandeglang, Banten pada Kamis (10 Oktober 2019).
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.