Pria dari daerah Galashiels di perbatasan Skotlandia, terjebak dalam rayuan untuk mengklik tautan yang menunjukkan, bahwa ia memenangkan lotere £ 150.000.
Cyberthreat.id – Kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bersama agar kita tetap hati-hati di media sosial.
Seorang pria berusia 67 tahun telah ditipu mentah-mentah sebesar £ 21.000 (lebih dari Rp 360 juta) lewat media sosial. Pria dari daerah Galashiels di perbatasan Skotlandia, terjebak dalam rayuan untuk mengklik tautan yang menunjukkan, bahwa ia memenangkan lotre sebesar £ 150.000.
Dia kemudian mengirimkan uang yang diminta yaitu sejumlah £ 21.000 sebagai "biaya pengiriman" dan "pajak". Ternyata, uang lotere yang dijanjikan itu tidak kunjung diterima.
Polisi sekarang sedang menyelidiki penipuan. Christina Campbell-Falconer dari kantor polisi Galashiels, mengatakan, "Setelah menyadari bahwa ia telah menjadi korban penipuan, pria itu melaporkannya kepada polisi dan kami sekarang sedang melakukan penyelidikan,” kata dia.
"Kami meminta agar masyarakat untuk sangat berhati-hati di media sosial. Jika sesuatu tampak terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka mungkin itu tidak dapat dipercaya,” ia menambahkan seperti dikutip dari BBC, yang diakses Minggu (29 September 2019).
"Yang terbaik adalah tidak mengklik tautan yang tidak diminta dan tidak pernah mengirim uang atau detail keuangan pribadi kepada seseorang yang secara tak terduga menghubungi Anda di media sosial.”
"Orang-orang yang melakukan penipuan seperti itu memang memiliki keterampilan canggih dan berusaha keras untuk tampil meyakinkan. Jika ragu, jangan bertindak segera dan minta nasihat dari teman atau anggota keluarga tepercaya," Christina menambahkan.
Sebelumnya, PT Prosperita–ESET Indonesia melakukan sejumlah kajian dalam melihat fenomena penipuan di media sosial. Penipuan berhasil karena para pelaku membuat tawaran seolah menjadi nyata sehingga membuat orang lengah.
"Scammers juga semakin pintar dalam memanfaatkan teknologi baru, produk atau layanan baru dan peristiwa besar untuk membuat cerita yang dapat dipercaya untuk meyakinkan banyak orang agar memberi mereka uang atau informasi pribadi secara detail," ujar IT Security Consultant PT Prosperita–ESET Indonesia, Yudhi Kukuh di Jakarta, Jumat (20 September 2019).
Yudhi pun memberikan sejumlah tips agar tidak terjebak pada penipuan di medsos:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.