Peretasan akun biasanya terjadi lantaran pemilik akun terkena jebakan situs web phishing yang dikirim peretas.
Cyberthreat.id – Selama beberapa hari terakhir, gelombang besar pembajakan akun telah menghantam pengguna YouTube, terutama pencipta konten automotif.
Beberapa akun profil tinggi dari YouTuber komunitas automotif, di antaranya Built, Troy Sowers, MaxtChekVids, PURE Function, dan Musafir.
Namun, mereka ternyata bukan satu-satunya yang ditargetkan. Pembuat konten YouTube lain juga melaporkan pembajakan akun pada pekan lalu, demikian seperti laporan ZDNet, Senin (23 September 2019).
Peretasan akun biasanya terjadi lantaran pemilik akun terkena jebakan situs web phishing yang dikirim peretas. Alhasil, peretas bisa mendapatkan informasi kredensial si pemilik akun
Dalam investigasi ZDNet, mata rantai serangan yang dilakukan peretas ada beberapa cara:
Beberapa pengguna melaporkan menerima email individu, sedangkan yang lain mengatakan menerima rantai email yang menyertakan alamat beberapa pembuat YouTube, biasanya dari komunitas atau niche yang sama.
Ryan Scott, pemilik saluran YouTube PURE Function mengaku bahwa dirinya telah menggunakan otentikasi dua faktor di akunnya, tapi tetap saja bisa dibobol peretas.
Peretas bernama Askamani, yang aktif di OGUsers—sebuah forum internet yang memperdagangkan akses ke akun yang diretas, termasuk YouTube—mengatakan, serangan yang menargetkan anggota komunitas mobil YouTube adalah hal biasa.
"Serangan yang menargetkan akun mobil adalah sesuatu yang normal," kata Askamani kepada ZDNet. "Berarti seseorang mendapatkan daftar email.”
Memang pembajakan akun YouTube tak ada bedanya dengan akun medsos lain. Google sendiri telah memberikan saran jika akun YouTube seseorang terkena peretasan.
Google dalam situs webnya mengatakan, pemilik akun YouTube tak perlu berkecil hati jika menjadi korban pembajakan. Mereka masih dapat masuk ke akun Google dan mengikut langkah-langkah berikut ini:
Lindungi akun Anda dengan langkah-langkah berikut:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.