Apple meminta maaf menyusul perusahaan rekanan mereka bisa mendengarkan rekaman suara dari pengguna asisten virtual, Siri.
Cyberthreat.id – Apple meminta maaf menyusul perusahaan rekanan mereka bisa mendengarkan rekaman suara dari pengguna asisten virtual, Siri.
Rekaman suara itu menyangkut informasi medis rahasia, transaksi narkoba, dan rekaman pasangan saat berhubungan seks, demikian tulis The Guardian.
Yang dilakukan perusahaan rekanan tersebut, sejatinya untuk menguji kualitas suara atau dikenal dengan "grading” (penilaian). Ini memang biasa oleh sejumlah perusahaan teknologi, seperti Apple, Google, dan Microsoft. Namun, ketiganya memutuskan untuk menghentikan proyek itu setelah muncul kritik publik
Apple menyatakan masih akan melanjutkan proyek “grading”, tetapi hanya untuk pengguna Siri yang memilih. Ke depan, hanya karyawan Apple yang akan dapat mengakses rekaman, bukan pekerja rekanan.
Awal Agustus ini, perusahaan mengatakan telah menghentikan proses “grading”. "Sebagai hasil dari tinjauan kami, kami menyadari bahwa kami belum sepenuhnya memenuhi cita-cita tinggi kami, dan untuk itu kami meminta maaf," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari BBC.
Apple mengatakan, ada tiga perubahan utama yang akan dilakukan pada fitur Siri:
Otoritas perlindungan data Irlandia, pengatur privasi data utama Apple di Eropa, sebelumnya mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan masalah “grading” tersebut.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.