Gojek, perusahaan penyedia transportasi online asal Indonesia, siap-siap mengaspal di Malaysia.
Putrajaya, Cyberthreat.id - Gojek, perusahaan penyedia transportasi online asal Indonesia, siap-siap mengaspal di Malaysia.
The Star, Rabu (21 Agustus 2019), mengabarkan, bahwa Pemerintah Malaysia pada prinsipnya telah sepakat untuk “memberi jalan” kepada Gojek untuk beroperasi.
Menteri Pengembangan Pengusaha Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof mengatakan dalam rapabt kabinet mingguan, Rabu lalu, telah membahas masalah itu secara panjang lebar, dan memberikan "lampu hijau" agar proyek dapat dilanjutkan.
"Kabinet pada prinsipnya telah menyetujui layanan Gojek ini untuk diimplementasikan,” ujar Mohd Redzuan.
"Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Transportasi telah diminta untuk bekerja sama dan membahas hukum apa yang perlu diubah atau dibuat untuk memungkinkan layanan ini diimplementasikan di negara ini," ia menambahkan
Berita Terkait:
Ia mengatakan, pemerintah ingin agar pengembangan ekonomi di Malaysia berjalan tanpa melanggar hukum.
"Kami ingin memastikan apa pun yang kami terapkan untuk mengembangkan ekonomi anak muda kami, itu tidak melanggar hukum," kata Mohd Redzuan.
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad bertemu dengan CEO & Founder Gojek Nadiem Makarim, President Gojek Andre Sulistyo dan kolega di Putrajaya, Senin (19 Agustus 2019) | Foto: LinkedIn/Andre Sulistyo
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq membuat jajak pendapat tentang rencana operasional aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim itu di akun Twitter-nya. Hasilnya, sebagian besar warganet yang memilih memutuskan setuju Gojek masuk Malaysia. Sebagian juga meminta kepada pemerintah Malaysia untuk mendukung startup lokal dan tetap mengontrol kebijakan secara ketat.
Pada 19 Agustus lalu, CEO Gojek Nadiem Makarim telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Mahathir Mohammad bersama Menpora Syed Saddiq.
Di Malaysia, Gojek akan memiliki pesaing ketat, selain Grab yang lebih dulu melayanai warga negara tersebut, ada pelaku serupa yaitu MyCar, MyGo, MULA, Dacsee, Riding Pink, dan Ezcab.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.