Di era peradaban digital, anak-anak muda akan menjadi pengisi konten utama bagi kekayaan budaya Indonesia ke depan
Jakarta, Cyberthreat.id - Presiden Joko Widodo pada, Jumat (23 Agustus 2019) malam menyapa sejumlah talenta muda dari berbagai daerah.
Para talenta tersebut akan tampil dalam sebuah acara bertajuk Talenta Muda Bhinneka Tunggal Ika yang digelar di Istana Negara, Jakarta.
Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tiba di Ruang Cendera Mata, Istana Negara.
Talenta muda asal Papua, Vien Reyes, menunjukkan kemampuannya dengan bernyanyi lagu Indonesia Pusaka di depan Presiden.
Kepala Negara juga berinteraksi dengan talenta muda lainnya. Trio Carlos, Aldo, dan Revan yang tergabung dalam sebuah grup musik hip-hop RDP Generation memamerkan kemampuan bernyanyi hip-hop dan rap.
Ketiga anak yang berasal dari Kota Soe, Nusa Tenggara Timur, itu membawakan lagu "Malam Ini Indah" karya rapper Iwa K.
Sekelompok paduan suara juga menunjukkan kemampuan bernyanyi disertai gerakan Tari Kecak di hadapan Presiden Jokowi.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf dalam sambutannya mengatakan, para talenta muda yang hadir berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan memiliki kemampuan yang beragam.
Menurut dia, keragaman tersebut menunjukkan kekayaan bangsa Indonesia.
"Ke depannya, anak-anak muda yang tumbuh terus menerus dari seluruh Indonesia akan menjadi pengisi-pengisi, istilahnya sekarang, konten-konten bagi kekayaan budaya kita," kata Triawan.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia dan diadakan untuk menunjukkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan keanekaragaman dan talentanya.
Menurut Triawan, Badan Ekonomi Kreatif terus melakukan penguatan-penguatan di ekosistem dan kapasitas-kapasitas para talenta muda. Bekraf juga telah membawa beberapa talenta ke luar negeri untuk ditampilkan.
"Sekarang Asia sedang menjadi perhatian. Di situ kesempatan kita untuk menampilkan Indonesia, talenta-talenta muda kita, untuk bisa menunjukkan bakatnya."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.