NSOC menyiapkan semua tahapan mulai dari Identifikasi, Deteksi, Proteksi dan Penanggulangan yang terkoordinasi
Jakarta, Cyberthreat.id - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen (Purn) Hinsa Siburian mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Angkasa Pura II ketika mengetahui sistem IT Bandara Soekarno-Hatta sempat down pada Jumat (23 Agustus 2019) dini hari.
"Anggota kami memang sudah di sana berkoordinasi, tapi saya tidak boleh membuat pernyataan karena ini Angkasa Pura yang memberikan komentar," kata Hinsa Siburian usai Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator dan Pengawas BSSN di Ragunan, Jakarta, Jumat (23 Agustus 2019).
Pada kesempatan itu Hinsa sekaligus menyatakan BSSN sedang dalam proses membangun National Security Operation Center (NSOC) yang sebagian rampung akhir tahun 2019.
NSOC, kata dia, berfungsi memantau ancaman terhadap ruang siber Nasional termasuk memonitor infrastruktur kritis milik negara.
Ia menegaskan fungsi koordinasi BSSN bukanlah sebagai atasan atau bawahan, tapi bagaimana menyelesaikan persoalan. Misalnya, jika NSOC memonitor terdapat potensi ancaman, maka BSSN akan memberitahukan kepada instansi atau lembaga yang akan diserang.
"Di NSOC kami siapkan dari Identifikasi, Deteksi, Proteksi dan Penanggulangan. Nah, BSSN tidak bekerja sendiri karena kami sifatnya memberitahukan. Toh, semua lembaga sudah punya siber misal Kementerian dan Kepolisian sehingga ini pentingnya koordinasi dan jika diminta kami akan bantu," ujarnya.
Hinsa sekaligus menekankan tugas dan fungsi BSSN bukan memantau konten atau isi informasi. BSSN, kata dia, bertugas melindungi sistem yang berdampak kepada kepentingan orang banyak sesuai amanat UUD melindungi negara dan rakyatnya.
"Di situlah kami melihat pentingnya undang-undang yang mengatur siber, dalam hal ini RUU Keamanan dan Ketahanan Siber. Melindungi pakai undang-undang itu artinya negara bertindak sesuai konstitusi."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.