Siapa saja yang melanggar kebijakan privasi Safari akan mendapatkan masalah. Apple akan memperlakukan situs webnya layaknya malware.
Cyberthreat.id – Perusahaan situs web yang menampilkan iklan di dalamnya ternyata bisa melacak aktivitas browsing (selancar) pengguna dari situs satu ke situs lain. Lalu, mereka membuat profil sesuai minat pengguna dengan tujuan untuk menampilkan iklan yang lebih bertarget sesuai minat pengguna.
Mengenai hal itu, Apple mengeluarkan pernyataan bahwa siapa saja yang melanggar kebijakan privasi peramban (browser) miliknya, Safari, akan mendapatkan masalah. Apple akan memperlakukan situs webnya layaknya malware. John Wilander, pemimpin proyek perlindungan pelacakan Apple, mengumumkan kebijakan baru itu dalam akun Twitter-nya, pada Rabu (14 Agustus 2019).
"Kami akan memperlakukan bagi yang menolak langkah-langkah anti-pelacakan ini, sama halnya dengan eksploitasi kerentanan keamanan,” demikian pernyataan Apple dalam kebijakan privasi Safari-nya.
Safari telah memblokir pengiklan dan situs web untuk melacak pengguna secara online sejak dua tahun lalu. Peramban Brave juga telah melakukannya sejak diluncurkan lebih dari tiga tahun lalu.
Sementara Firefox baru mulai melakukannya sejak Juni lalu, Microsoft sedang mengerjakan teknologi yang sama dengan Edge dan Google telah memulai menindak keras di Chrome.
“Jika ada pihak yang mencoba untuk mengakali metode pencegahan pelacakan kami, kami dapat menambah fitur pembatasan (terhadap web tersebut) tanpa pemberitahuan sebelumnya,” tulis Apple seperti dikutip dari CNET.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.