Platform baru ini menawarkan kesempatan beriklan dengan lebih aman dan terkendali bagi merek maupun pemasar digital
Jakarta,Cyberthreat.id - Opera, salah satu pengembang peramban, dan pemimpin konten digital berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI), meluncurkan produk terbarunya, yaitu Opera Ads, untuk memenuhi kebutuhan para pemasar digital di Indonesia.
Platform baru ini menawarkan kesempatan unik untuk menjangkau lebih dari 350 juta pengguna Opera melalui iklan berbasis konten inovatif, didukung oleh inventaris dan portofolio produk Opera.
“Dengan Opera Ads, kami menyediakan ekosistem Opera bagi pemasang iklan, yang memungkinkan mereka untuk melakukan promosi secara lebih tepat sasaran dan meningkatkan kendali atas pembelian ruang atau jam tayang iklan di media,” kata Per Wetterdal, VP Global Business Development, Opera melalui siaran pers, Rabu, (31 Juli 2019).
Wetterdal menjelaskan, didasarkan atas tujuan pengguna dan relevansi konten, Opera Ads menawarkan solusi beriklan cerdas bagi biro iklan digital, penerbit dan merek, agar dapat terhubung dengan pengguna Opera secara global, namun tetap tepat sasaran karena dilengkapi dengan teknologi geo-targeting.
Selain itu, platform ini menawarkan transparansi, penempatan iklan unik dan mudah dikendalikan, serta manajemen anggaran dan capaian, didukung oleh model penetapan harga tetap atau dinamis.
“Tersedia dalam bentuk tradisional maupun terprogram (programmatic), Opera Ads menyediakan wadah terpercaya dan relevan bagi para pengguna dan pemasang iklan, serta menyederhanakan proses evaluasi kinerja kampanye,” ujar Wetterdal.
Opera Ads juga dirancang untuk menjadi platform pilihan bagi para pemasang iklan yang menginginkan solusi terbaik untuk menjangkau pemirsa atau pembaca tertentu secara transparan di pasar mobile digital.
“Kami memastikan penempatan atau penayangan premium untuk iklan Anda dalam rangka menyajikan pengalaman konten menarik,” pungkas Wetterdal.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.