Mereka menyebarkan screenshot berita palsu berjudul "Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Kecam Anies Baswedan Lihai Tata Kata untuk Bodohi Warga Jakarta"
Jakarta, Cyberthreat.id - Serangan orang tak bertanggungjawab telah memanfaatkan news portal Beritasatu.com untuk menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka menyebarkan screenshot berita palsu berjudul "Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Kecam Anies Baswedan Lihai Tata Kata untuk Bodohi Warga Jakarta" melalui media sosial.
Tim redaksi Beritasatu.com telah mengklarifikasi penyebaran screenshot berita palsu itu pada Selasa (23 Juli 2019). Beritasatu menegaskan bahwa tangkapan layar (screenshot) berita yang beredar di media sosial tentang asosiasi guru bahasa yang mengecam Gubernur DKI Anies Baswedan menggunakan nama BeritaSatu adalah bohong belaka alias hoax.
"Redaksi Beritasatu.com, Beritasatu TV, maupun produk-produk media lain yang tergabung dalam BeritaSatu Media Holdings (BSMH) tidak pernah membuat berita berjudul "Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Kecam Anies Baswedan Lihai Tata Kata untuk Bodohi Warga Jakarta" seperti dalam tangkapan layar tersebut," tulis Beritasatu.com.
"Pada pukul 06.10 WIB, Minggu, 21 Juli 2019, kami pastikan tidak ada berita dimaksud dalam situs kami."
Untuk itu tim redaksi Beritasatu.com mengimbau pihak-pihak yang telah mencatut nama Beritasatu.com --entah dengan aplikasi Photoshop atau pengeditan halaman markah (HyperText Markup Language/HTML) di situs Beritasatu.com --agar segera menghentikan aksinya.
"BSMH tidak akan segan untuk mengambil langkah hukum terhadap setiap tindakan yang tidak bertanggung jawab dengan mencatut nama kami, sebagai sebuah perusahaan pers yang menjunjung tinggi integritas dan kepatuhan pada hukum."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.