Peluncuran ini di tengah tudingan bahwa teknologi yang dikembang Huawei disebut-sebut mengancam keamanan nasional Amerika Serikat.
Cyberthreat.id - Di tengah tekanan dari Pemerintah Amerika Serikat, perusahaan teknologi asal China, Huawei, dikabarkan bakal meluncurkan ponsel pintar yang dilengkapi jaringan internet generasi kelima (5G). Diberi nama 20 x 5G, ini adalah ponsel pertama yang dilengkapi yang mendukung jaringan 5G.
Sebenarnya, peluncuran ponsel 5G ini sudah digadang-gadang akan diluncurkan di Inggris pada bulan lalu. Namun, rencana itu terhalang lantaran Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Amerika Serikat (AS).
DIlansir dari Global Times, Pemerintah Tiongkok mengumumkan, Huawei Mate 20 X 5G akan diluncurkan pada 26 Juli di China. Namun, sebelumnya, peluncuran juga dilakukan di Arab Saudi pada 12 Juli dan di Italia pada 22 Juli 2019.
Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah masih melarang perusahaan teknologi negara itu bekerja sama dengan Huawei. Sebab, teknologi yang dikembang Huawei disebut-sebut mengancam keamanan nasional negara itu. Namun, Pemerintah AS tidak merinci sepeti apa wujud ancaman keamanan nasional dimaksud.
Larangan itu memunculkan spekulasi tentang sistem operasi apa yang bakal dibenam di Mate 20 X 5G. Sebab, tanpa izin dari pemerintah AS, Google belum bisa memberi akses sistem operasi Android kepada Huawei meskipun versi lama dari Mate 20 X menggunakan Android 9 Pie.
Baru-baru ini, Huawei dikabarkan sudah mendafkan OS terbarunya di Eropa yang diberi nama Harmony. Tidak diketahui pasti apakah OS Harmony ini nama lain dari Hongmeng yang dikembangkan Huawei di Tingkok.
Ponsel 5G ini menggunakan prosesor buatan sendiri, Kirin 980. Ponsel 5G ini memiliki RAM 8 Gigabyte (GB) dan memori pengguna 256 GB.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.