Setelah mencapai $10.000 untuk pertama kali, pada 21 Juni lalu, Bitcoin kembali melesat pada Minggu tengah malam, 23 Juni, menjadi $11.300-an. Ini angka tertinggi sejak Maret 2018. Hari Ini, 24 Juni, Bitcoin bertahan di kisaran $10.700-an. Saat Bitcoin memulai tahun 2019 dengan $3.769, kenaikan harga Bitcoin sekarang menccapai 193% dengan peningkatan terbesar terjadi dalam 3 bulan terakhir, begitu menurut data Coindesk Price Index.

Angka itu masih jauh dari masa "keemasan" Bitcoin 18 bulan lalu dimana harganya mencapai $19.000 pada Desember 2017. Para analis meyakini bahwa kenaikan harga sekarang bukan "bubble" seperti 2017 dan tidak akan berhenti di angka $20.000. Kenaikan harga ini akan memicu FOMO (fear of missing out), artinya bakal banyak investor yang berusaha mendapatkan Bitcoin.

Ilustrasi fear of missing out.

FOMO sendiri sudah dipicu oleh semakin kecilnya mining block reward. Pada saat awal, setiap penemuan block baru, penambang akan mendapatkan 50 BTC. Block reward akan berkurang setengahnya setiap penemuan 210.000 block baru. Sejak Februari 2018, block reward hanya berharga 12,5 BTC dan pada Mei 2020 hanya akan berharga 6.25 BTC.

Para analis uang kripto juga menyatakan bahwa saat ini adda banyak perusahaan besar yang memulai proyek kriptokurensi. Meski begitu, tak bisa ditampik bahwa rencana Facebook meluncurkan Libra yang telah mendongkrak nilai Bitcoin. "Hal ini membuat setiap CEO sekarang melihat kripto secara serius," kata Jehan Chu, co-founder Kenetic Capital, investor sebuah startup blockchain kepada CNBC.