BSSN memiliki data dan fakta serangan terhadap server KPU selama penyelenggaraan Pemilu serentak 2019
Jakarta, Cyberthreat.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berhasil menangani sebanyak 28.859.836 serangan terhadap server KPU RI selama penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.
Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan mereka memiliki data dan fakta serangan tersebut. Serangan siber, kata dia, bisa berasal dari mana saja dan bersifat kapan pun dan dimana pun.
"Kami tidak mengurusi motif dan konten serangan sebanyak itu, tapi ketika BSSN mendateksi ancaman, kami langsung bergerak," kata Hinsa Siburian usai rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR RI di Senayan, Jakarta, 17 Juni 2019.
Dari puluhan juta serangan, BSSN mencatat tidak ada serangan yang baru. Hinsa mengakui 28 juta serangan memang jauh lebih masif dibandingkan tahun sebelumnya.
"Serangannya hanya itu-itu saja, tapi memang jauh lebih banyak dari yang dulu. Dari sekian juta serangan kita kan tidak ingin ditembus (keamanan KPU)," ujarnya.
Hinsa menjelaskan tanggung jawab BSSN dalam pelaksaan Pemilu 2019 adalah mengamankan dan memastikan Sistem Teknologi Informasi KPU berjalan lancar.
Untuk itu, BSSN berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari KPU, BPPT, Kemenkominfo, Kemenlu, BIN, POLRI dan Kemenkumham. Hingga kini BSSN masih melakukan tugas pengamanan lewat deteksi dan identifikasi ancaman.
"Rekomendasi pasca pengumuman rekapitulasi hasil Pemilu juga sudah kami keluarkan."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.