Para pejabat Inggris mengajukan keprihatinan tentang masalah keamanan tetapi mengatakan mereka dapat mengelola risiko dan tidak melihat adanya bukti spionase.
London, Cyberthreat.id - Barat yang dimotori Amerika Serikat terus meningkatkan tekanannya terhadap Huawei Technologies China. Setelah menuding peralatannya dapat digunakan untuk operasi spionase oleh Beijing, kali ini Huawei digoreng soal standar keamanan yang disebut "buruk".
Bahkan, seorang pejabat senior keamanan cyber Inggris mengatakan pada Kamis (6 Juni) produsen peralatan jaringan seluler terbesar di dunia itu perlu meningkatkan standar keamanan "buruk" itu.
Sebelumnya, AS telah memimpin tuduhan bahwa peralatan Huawei dapat digunakan oleh Beijing untuk operasi spionase, dengan Washington mendesak sekutu untuk melarang perusahaan dari jaringan 5G generasi mendatang.
Para pejabat Inggris juga telah mengajukan keprihatinan tentang masalah keamanan tetapi mengatakan mereka dapat mengelola risiko dan tidak melihat adanya bukti mata-mata.
Huawei juga telah berulang kali membantah tuduhan itu.
"Huawei sebagai perusahaan membangun barang-barang dengan cara yang sangat berbeda dengan rekan-rekan Barat mereka. Bagian dari itu adalah karena seberapa cepat mereka tumbuh, sebagian darinya bisa jadi budaya - siapa tahu," kata Ian Levy, direktur teknis Keamanan Siber Nasional Inggris.
"Apa yang telah kita pelajari sebagai akibatnya, keamanan secara objektif lebih buruk, dan kita perlu mengatasinya," katanya dalam konferensi di London.
Ditanya tentang bagaimana Huawei membandingkan dengan para pesaingnya, Levy mengatakan: "Tentu saja tidak ada yang sempurna, Huawei jelek, yang lain kurang jelek."
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada Huawei, dan mencoba untuk memblokirnya dari pembelian barang-barang AS. Washington juga mengatakan akan membatasi pembagian intelijen dengan sekutu yang terus menggunakan teknologi Huawei.
Dewan Keamanan Nasional Inggris pada April memutuskan memblokir Huawei dari semua bagian inti dari jaringan 5G di masa depan tetapi membuka akses terbatas ke bagian non-inti.
Keputusan itu muncul setelah sebuah laporan pemerintah Inggris pada Maret menegur Huawei karena gagal memperbaiki cacat keamanan yang sudah lama ada pada peralatannya dan mengungkapkan "masalah teknis yang signifikan."
Huawei telah berjanji membelanjakan lebih dari US $ 2 miliar sebagai bagian dari upaya mengatasi masalah tersebut, tetapi juga memperingatkan bahwa diperlukan waktu hingga lima tahun untuk melihat hasilnya.
Levy mengatakan dia belum melihat tindakan apa pun oleh perusahaan untuk meyakinkannya bahwa Huawei telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan "awal dari rencana tingkat tinggi yang dapat kita bicarakan di depan umum adalah hal yang baik."
"Agar adil, mereka memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan saya pikir mereka tahu itu," katanya.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.