Selain memperkuat keamanan situs web, manajemen klub juga memberitahu korban yang di duga mengalami pencurian data sesuai regulasi GDPR
London, Cyberthreat.id - Klub Inggris Leicester City menyatakan telah memperkuat keamanan di situs web mereka usai diretas oleh sekelompok orang.
Para pelaku kejahatan berhasil menembus keamanan situs dalam rentang waktu 23 April hingga 4 Mei. Peretas berhasil mencuri data berharga, mulai dari data pribadi hingga akses keuangan seperti detail kartu kredit suporter yang terdaftar.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Leicester City telah mengontak semua pihak yang di duga menjadi korban kebocoran data tersebut. Ini sesuai dengan regulasi General Data Protection Regulation (GDPR) yang mewajibkan data controller untuk memberi tahu korban jika terjadi pencurian data.
Manajemen klub juga bertindak sigap mengamankan aset digital seperti fotografi, logo, ilustrasi, animasi, media audiovisual, presentasi, spreadsheet, dokumen, email, situs web dan format digital lainnya.
"Sesuai dengan aturan GDPR, pihak klub melakukan semua hal yang diperlukan, termasuk meningkatkan keamanan (situs) agar kejadian seperti ini tidak terulang," kata seorang juru bicara klub dilansir Capital FM, Selasa (4/06/2016).
"Semua pendukung kami yang berpotensi terkena dampak telah diidentifikasi kemudian dihubungi untuk diberitahu tentang pelanggaran yang terjadi."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.