Laptop berisi enam malware berbahaya, di antaranya ransomware WannaCry dan malwar surat cinta ILOVEYOU.
Jakarta, Cyberthreat.id – Laptop yang berisi enam malware berbahaya terjual dengan harga US$ 1,3 juta atau setara Rp 18,69 miliar (kurs saat ini) dalam sebuah lelang online, demikian seperti beritakan BBC, yang diakses Kamis (30/5/2019). Penawar anonim tersebut diberi waktu 24 jam untuk memberikan kepastian pembayaran.
Meski berisi malware, laptop merek Samsung yang berusia 11 tahun ini telah diisolasi dari jaringan internet. Jadi, port dan kapabilitas internetnya telah dinonaktifkan secara fungsional ketika diterima pembeli. Ini dikarenakan ada aturan di Amerika Serikat tentang pelarangan menjual malware.
Laptop tersebut merupakan proyek seni yang diberi nama "The Persistence of Chaos." Laptop tersebut dibuat oleh seniman internet asal China Guo O Dong dan perusahaan cybersecurity Deep Instinct asal New York, AS.
Malware yang ditanam di laptop tersebut, antara lain:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.