Kabar tak sedap menimpa media sosial, Snapchat. Sebagian karyawannya dikabarkan memiliki akses untuk memata-matai aktivitas pengguna.
Palo Alto, Cyberthreat.id – Kabar tak sedap menimpa media sosial, Snapchat. Sebagian karyawannya dikabarkan memiliki akses untuk memata-matai aktivitas para pengguna.
Seperti dilaporkan Motherboard, dua mantan karyawan Snapchat mengatakan, beberapa karyawan telah menyalahgunakan akses ke data pengguna beberapa tahun lalu. Selain dari mantan karyawan, Motherboard juga mendapatkan sumber dari karyawan Snapchat yang masih bekerja, dan cache email internal perusahaan.
Yang bisa diakses oleh sebagian karyawan, yaitu foto dan video yang tersimpan di aplikasi, nomor telepon, informasi lokasi, dan alamat email pengguna. “Salah satu alat internal yang dapat mengakses data pengguna disebut SnapLion,” tulis Motherboard yang diakses Jumat (24/5/2019).
Divisi perusahaan yang bisa mengakses tersebut seperti tim Spam and Abused, Costumer Ops, dan staf keamanan.
SnapLion awalnya untuk mengumpulkan informasi tentang pengguna dalam menanggapi permintaan penegakan hukum yang valid, seperti perintah pengadilan atau panggilan pengadilan.
Snapchat dikembangkan tiga sekawan, yaitu Evan Spiegel, Bobby Murphy, dan Reggie Brown saat masih kuliah bersama di Universitas Stanford, California, Amerika Serikat. Banyak pengguna menyukai aplikasi ini karena memiliki fitur unik-unik untuk mengedit foto dan video.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.