Pakar forensik digital Ruby Alamsyah mengatakan, standar baku di bidang siber sangat penting karena mengurangi kekhawatiran dan menjamin rasa nyaman.
Jakarta, Cyberthreat.id - Standardisasi dan validasi teknologi dalam sebuah sistem perlu dipromosikan. Pakar forensik digital dan keamanan siber Ruby Alamsyah mengatakan, standar baku di bidang siber sangat penting karena mengurangi kekhawatiran sekaligus memberikan kenyamanan.
Salah satunya, standar baku keamanan sistem informasi di pemerintahan atau lembaga keuangan lewat ISO 27001. Itu akan memberikan pengetahuan ke publik bahwa mengikuti standar internasional yang sudah disepakati menumbuhkan profesionalisme sekaligus rasa aman dan nyaman.
"Jadi misalnya para customer atau pengguna tidak perlu khawatir lagi bahwa perusahaan mereka sudah memiliki standar keamanan tertentu," kata Ruby kepada Cyberthreat.id, Jumat (10/05/2019).
Sebenarnya masalah standar keamanan sistem kembali ke pengguna. Menurut Ruby, kecenderungan tren dunia ke depan memang mewajibkan standardisasi dan validasi di berbagai sektor terutama yang memberikan jasa dan diakses oleh masyarakat luas untuk kepentingan publik.
"Ada yang merasa penerapan standar itu sebagai kewajiban, tapi ada juga yang merasa membutuhkan penerapan standar itu. Semua tergantung dan kembali ke pengguna," ujarnya.
Cyberthreat.id menggunakan 12 standardisasi dan validasi teknologi untuk keamanan situs. Misalnya Internet Protokol versi 6 (IPv6) yang bisa di cek situs Cyberthreat.id mencantumkan skor 10 dari 11 alat ukur seperti keamanan IP Address hingga konektivitas.
Kemudian TLS Checker yang memastikan koneksi HTTP berjalan cepat dan aman. Termasuk bagaimana menyaring dan verifikasi email karena prinsipnya, sistem keamanan yang paling canggih harus diverifikasi dan diuji secara teratur.
Ruby tetap mengingatkan bahwa dalam prinsip keamanan siber tidak melulu satu titik saja. Artinya, ketika satu diamankan bukan berarti semua pasti aman atau semua yang diamankan pasti aman.
"Validasi maupun sistem informasi tadi belum tentu menjamin keamanan, tapi menginformasikan juga penting. Bahwa kita sudah pakai IPv6 atau DNS segala macamnya."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.