Gangguan layanan add-on Firefox berdampak terhadap pengguna yang memicu gelombang keluhan di Twitter, Reddit dan media sosial lainnya
Jakarta, Cyberthreat.id - Web browser Firefox menon-aktifkan layanan add-on (pengaya) setelah menerima banyak keluhan dari pengguna, Sabtu (4/05/2019). Akibatnya Firefox tidak dapat diaktifkan kembali atau melakukan perpanjangan instalasi (re-activate or re-install extensions).
Layanan add-on bersifat opsional yang berguna untuk menambah fungsional perangkat lunak. Bisa digunakan untuk memeriksa cuaca, mengubah tampilan Firefox, mendengarkan musik hingga memperbarui profil di halaman media sosial.
"Kami mohon maaf bahwa saat ini ada masalah di layanan add-on. Kami sedang bekerja keras untuk mengembalikan fungsi add-on ke Firefox sesegera mungkin," kutip pernyataan resmi Firefox, Sabtu (4/05/2019).
Masalah ini berdampak pada semua pengguna Firefox yang lama maupun baru, termasuk Tor Browser. Memicu gelombang besar keluhan di Twitter, Reddit dan media sosial lainnya. Isu yang beredar menyebut gangguan bug ini terjadi karena sertifikasi yang kedaluwarsa.
Bug adalah semacam cacat desain pada software mengakibatkan terjadinya kesalahan atau galat pada peralatan/program sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pihak Firefox terus berupaya melakukan perbaikan namun 24 jam setelah pengumuman non-aktif belum ada perubahan.
"Anda mengacaukan browser saya. Saya bahkan tidak bisa menginstall plug-in" protes seorang pengguna Twitter di akun @Maswartz226.
Pertengahan 2016 semua add-on Firefox ditandatangani secara digital dengan merilis Firefox 48. Mekanisme ini diperkenalkan Firefox untuk melawan distributor malware yang kerap menyalahgunakan add-on Firefox.
Konsekuensinya secara tidak langsung memusatkan semua operasi manajemen add-ons dengan mengikat semua ekstensi untuk infrastruktur server Mozilla. Sejumlah protes malah menyarankan pengguna beralih ke Chrome atau Opera.
"Ada apa dengan add-on. Menurut saya web browser ini tidak berguna," kata akun Twitter @ChaparralThe.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.