Bantuan sembako hingga perlengkapan medis disalurkan langsung ke masyarakat dan tenaga medis yang berada di garis depan melawan Covid-19
Cyberthreat.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyalurkan bantuan program Seratus Ribu Rupiah Donasi Corona (SAREDONA) guna melawan penyebaran pandemi Covid-19. Saredona merupakan bagian dari rangkaian Peringatan HUT ke-74 Persandian dan Hari Bakti BSSN yang melakukan penggalangan dana mencapai Rp 91.124.445,- dari total 620 donatur.
Hasil dari penggalangan dana tersebut digunakan untuk penyediaan Alat
Perlindungan Diri (APD) bagi tenaga medis berupa masker sebanyak 15 box, pemberian bantuan 150 paket sembako kepada masyarakat sekitar kantor BSSN Ragunan (Jakarta Selatan), Sawangan (Depok) dan Ciseeng (Bogor) yang terhambat penghasilannya akibat pandemi COVID-19.
"Pemberian bantuan paket sembako dilaksanakan secara bertahap dimulai pada Rabu, 8 April 2020 sampai dengan Senin, 13 April 2020," demikian keterangan pers BSSN yang diterima Cyberthreat.id, Rabu (8 April 2020).
Paket sembako yang disalurkan untuk masyarakat terdampak wabah COVID-19 berdasarkan data hasil asesmen dari
Lembaga Kemanusiaan ACT. Penyerahan paket sembako dilaksanakan oleh pegawai BSSN yang langsung menuju lokasi yang sudah ditentukan berdasarkan hasil asesmen.
Selain penyerahan paket sembako, juga disalurkan bantuan langsung kepada
masyarakat sekitar kantor BSSN Ragunan, bantuan untuk pengemudi ojek, pedagang keliling, pemulung dan pihak lain yang membutuhkan sebanyak 200 paket.
Penyaluran bantuan langsung dilakukan dengan cara berkeliling di daerah sekitar kantor BSSN menggunakan kendaraan dinas agar tidak menimbulkan keramaian serta tetap mematuhi protokol kesehatan melawan pandemi Covid-19.
"Para pegawai yang bertugas menyalurkan paket sembako menggunakan masker dan sarung tangan serta mematuhi protokol jaga jarak."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.