Pengguna dapat melacak to-dos mereka, mengirim sendiri catatan, pengingat, daftar belanja, dan sebagainya di WhatsApp.
Cyberthreat.id – Aplikasi perpesanan instan milik Meta, WhatsApp, dalam pembaruan terbarunya menambahkan fitur baru “Self Message” atau Message yourself, memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan diri mereka sendiri seperti yang mereka lakukan dengan orang lain.
Message Yourself, seperti namanya, memungkinkan pengguna mengirim pesan ke diri mereka sendiri. Fitur ini memungkinkan pengguna mengirim catatan diri dan pengingat secara native. Sebelumnya, hal yang sama dimungkinkan dengan solusi. Selain itu, fitur tersebut juga memungkinkan pengguna berbagi foto, video, dan catatan suara dengan diri mereka sendiri.
Fitur ini awalnya diluncurkan dalam versi beta, tetapi sekarang dapat diakses oleh pengguna iOS dan Android. Fitur baru ini sangat berguna karena memungkinkan pengguna WhatsApp mengirim catatan, pengingat, dan pembaruan hanya untuk diri mereka sendiri.
Selain itu, pengguna dapat mengirim foto, video, audio, dan berbagi dokumen langsung dari galeri atau pengelola file langsung dari ponsel mereka ke obrolan.
Dikutip dari Gagdets Now, berikut beberapa langkah yang bisa anda lakukan untuk menggunakan fitur Message Yourself di WhatsApp;
Pertama, buka Google Play Store atau Apple App Store dan instal WhatsApp versi terbaru.
kemudian, buka WhatsApp perangkat Android/iOS.
Ketuk opsi obrolan baru.
Selanjutnya, pengguna akan melihat kontak mereka di bagian atas daftar kontak.
Ketuk dan mulailah mengirim pesan sendiri.
Fitur Pesan Diri Anda di WhatsApp pada dasarnya adalah obrolan 1:1 dengan diri Anda sendiri untuk mengirim catatan, pengingat, dan pembaruan sesuai kebutuhan. Pengguna dapat melacak to-dos mereka, mengirim sendiri catatan, pengingat, daftar belanja, dan sebagainya di WhatsApp.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.