Jika Anda ingin menjaga keamanan dan privasi selama berinternet, tentu mengontrolnya adalah pilihan terbaik.
Cyberthreat.id – Tahukah Anda bahwa tidak hanya saat memakai ponsel, sebuah aplikasi yang baru saja diinstal meminta izin akses ke perangkat, tapi situs web pun melakukan hal serupa.
Biasanya situs web meminta izin akses untuk kamera dan mikrofon dari laptop atau komputer desktop pengguna. Jika Anda ingin menjaga keamanan dan privasi selama berinternet, tentu mengontrolnya adalah pilihan terbaik.
Bagi pengguna peramban web Google Chrome, Anda dapat mengontrol situs web mana saja yang boleh mengakses ke kamera dan mikrofon.
Misalnya, Anda dapat mengizinkan YouTube untuk menggunakan mikrofon komputer Anda, tapi memblokir akses untuk Skype melakukan hal yang sama. Begitu pula ketika mengizinkan atau memblokir kamera.
Yuk simak cara mengontrol akses kamera dan mikrofon di peramban web Google Chrome, seperti dilansir dari Lifewire, diakses Kamis (31 Desember 2020):
Anda pun juga dapat mengubah akses kamera dan mikrofon secara manual untuk setiap situs web dengan dua cara
Pertama, jika Anda sudah memblokir atau mengizinkan akses ke situs web, maka ikuti langkah:
Kedua, jika Anda belum memberikan izin atau memblokir aksesnya, maka bisa dilakukan dengan:
Perlu diketahui, jika Anda menghapus situs web dari daftar blokir, artinya tidak memindahkannya ke daftar yang diizinkan dan begitu pula sebaliknya.
Sementara, menghapus situs web dari daftar situs web yang diblokir memungkinkan Anda memilih "Allowed" atau "Blocked" izin saat situs tersebut meminta akses ke kamera atau mikrofon Anda.
Jika situs web tersebut ada dalam daftar situs yang diblokir untuk kamera, dan Anda mencoba menggunakan kamera, Anda tidak akan dimintai untuk menggunakannya. Artinya, ini akan diblokir secara otomatis.
Lalu, jika situs web tersebut berada dalam daftar situs diizinkan, Anda akan diizinkan tanpa bertanya setiap kali. Dengan kata lain, Anda akan diizinkan secara otomatis.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.