Sekelompok peretas yang menggunakan nama "Winnti" memperoleh akses ke jaringan internet Bayer pada awal 2018.
Berlin, Cyberthreat.id - Perusahaan raksasa kimia asal Jerman, Bayer, terkena serangan hacker (peretas) selama lebih dari setahun. Namun, sejauh ini belum ada bukti kebocoran data.
Menurut laporan media Jerman, Kamis (4/4/2019, yang dikutip France24.com, sekelompok peretas yang menggunakan nama "Winnti" memperoleh akses ke jaringan internet Bayer awal 2018.
"Mereka bisa masuk ke jaringan dengan menggunakan malware untuk memata-matai perusahaan hingga akhir Maret 2018," sebut stasiun radio Bayerischer Rundfunk (BR) dan Norddeutscher Rundfunk (NDR).
Tanda-tanda terkena serangan Winnti terdeteksi awal 2018. Dalam konfirmasinya, Bayer mengakui telah terjadi peretasan yang signifikan dan telah melakukan pemerikasaan.
Bayer mengklaim tidak ada kebocoran data yang ditemukan. Perusahaan juga enggan berkomentar terlalu banyak terkait dengan kejadian tersebut, karena penyelidikan resmi sedang berlangsung.
Mantan Kepala Badan Intelijen Jerman (Bundesnachrichtendienst/BND), Gerhard Schindler, kepada stasiun radio tersebut, mengatakan, bahwa sangat sulit untuk menentukan lokasi para peretas.
Menurut BR dan NDR, malware Winnti juga terdeteksi di tiga perusahaan kecil lain di Jerman tahun ini, sedangkan pada tahun 2016 terdeteksi di raksasa industri, Thyssenkrupp.
Sumber: France24.com
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.