AwanTunai, platform untuk toko grosir dan pedagang kelontong tradisional, baru saja disuntik modal baru senilai US$8,5 juta.
Cyberthreat.id – AwanTunai, platform untuk toko grosir dan pedagang kelontong tradisional, baru saja disuntik modal baru senilai US$8,5 juta.
Pendanaan tersebut diberikan oleh The International Finance Corporation (IFC) sebagai investor baru, mengikuti investor yang terlebih dahulu yaitu Global Brain, Insignia Ventures, dan OCBC NISP Ventura.
Bank Danamon juga ikut memperluas fasilitas finansial untuk mendukung kolaborasi bersama untuk pembiayaan UMKM Indonesia, demikian perusahaan dalam sebuah pernyataan, Sabtu (12 Maret 2022).
Putaran pendanaan ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi nasional dalam melanjutkan komitmen AwanTunai untuk memajukan dan memberdayakan UKM mikro Indonesia dengan menyediakan akses pembiayaan yang terjangkau dan cepat.
"AwanTunai membangun infrastruktur rantai pasok untuk mendigitalisasi transaksi pembelian stok barang UMKM tradisional. Kami harap AwanTunai menjadi platform yang memungkinkan seluruh industri perbankan Indonesia untuk meraih jutaan UMKM tradisional yang sebelumnya belum dapat untuk dilayani." ujar CEO AwanTunai Dino Setiawan.
Hingga Juli 2021, AwanTunai sudah bekerja sama dengan 300 lebih mitra penyuplai yang membantu toko grosir tradisional mendigitalisasi dan membiayai operasional mereka, serta memfasilitasi warung dan toko kelontongan melalui aplikasi seluler AwanToko.
AwanTunai sudah melayani lebih 70.000 pengguna usaha mikro, dengan penambahan jumlah warung dari seluruh kota-kota besar di Indonesia.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.