Symantec, perusahaan kemanan siber, mengungkapkan Internet of Things (IoT) menjadi target serangan dari para penjahat siber.
Jakarta, Cyberthreat.id – Symantec, perusahaan kemanan siber, mengungkapkan Internet of Things (IoT) menjadi target serangan dari para penjahat siber. Hampir setiap perangkat IoT terbukti rentan terhadap serangan siber.
Mulai dari bohlam cerdas hingga voice assistant telah menciptakan titik-titik masuk atau celah tambahan bagi para penyerang.
Director System Engineering ASEAN Symantec, Halim Santoso mengatakan kelompok penyerang semakin berfokus pada IoT sebagai titik masuk utama. Munculnya router VPN Filter menggambarkan evolusi dalam ancaman IoT tradisional.
“Dengan tren yang semakin meningkat menuju konvergensi IT dan IoT industri, medan perang dunia maya berikutnya adalah teknologi operasional,” kata Halim di Jakarta, Rabu, (6/3/2019).
Menurut Halim, serangan diciptakan oleh kelompok pelaku ancaman yang terampil dan memiliki sumber daya. Misalnya malware memungkinkan penciptanya untuk menghancurkan atau menghapus perangkat, mencuri kredensial dan data, serta menghadang komunikasi SCADA.
“Semakin banyak kelompok seperti Thrip dan Triton menunjukkan minatnya dalam menginfeksi sistem operasional dan sistem kontrol industri yang berpotensi mempersiapkan perang siber,” ungkap Halim.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.